Kemal Idris: Nuansa Politis Konflik Ambon Sangat Besar
Jakarta, Sinar Harapan
Mantan Panglima Komando Strategis (Pangkostrad), Letjen TNI (Purn) Kemal Idris menilai nuansa politis konflik di Ambon sangat besar. Orang luar memanas-manasi orang Ambon supaya bergerak. Demikian dikatakan Kemal Idris dalam wawancara dengan SH, Jumat (30/4) di Jakarta.
Ia mengungkapkan, konflik yang terjadi di Ambon bukan masalah agama tapi mereka atau kelompok kecil ingin melepaskan diri dari NKRI. Pemasalahan dibawa ke SARA itu karena dibuat-buat atau direkayasa, katanya.
Sekalipun demikian, Kemal Idris mengaku tidak tahu siapa yang merekayasa. Ia menjelaskan, di Ambon dikenal sistem Pela yang menjadi rusak karena ada pihak yang tidak senang dan ingin mengacaukan situasi.
”Menurut saya yang datang itu orang luar tapi apakah gerakan terakhir ini oleh orang luar yang memanas-manasi. Jadi ini bukan pertarungan antara Islam dan Kristen, tapi nuansa politiknya besar. Orang luar ini memanfaatkan situasi,” katanya.
Ia mensinyalir grand design masalah Ambon adalah orang dari luar Ambon. ”Mereka memanas-manasi orang Ambon supaya bergerak, supaya Indonesia bukan NKRI tapi menjadi negara federal, ingin berdiri sendiri,” ujarnya
Untuk itu, Idris meminta pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap siapa saja yang teribat kasus Ambon. Juga gerakan berbau SARA harus dibasmi dan ditindak, tanpa pandang bulu, siapa pun itu.
Menyinggung keterlibatan pihak TNI, Kemal mengatakan ia tidak yakin, baik TNI maupun polisi, keduanya hidup dalam suatu disiplin kuat. ”Saya tidak yakin. Begini yah! saya tempo-tempo kesal, Polisi-TNI tidak bergerak salah, demikina pula bergerak salah juga. Ini pekerjaan LSM, mereka harus betul-betul menilai jangan hanya mengkritik,” pintanya
Disesalkan
Dalam kesempatan itu Idris menyesalkan kedatangan rombongan Menko Polkam ad interim, Hari Sabarno ke Ambon yang hanya sampai di Bandara Pattimura. Padahal mereka harus melihat langsung kondisi masyarakat di Ambon yang kini dilanda kerusuhan.
”Saya tak bisa mengerti dan justru bertanya mengapa rombongan pemerintah pusat itu hanya sampai di Bandara kemudian kembali ke Jakarta. Padahal tugas kita adalah untuk melihat masyarakat di Ambon yang dilanda kerusuhan. Atau barangkali takut karena alasan keamanan?” katanya.
Anaknya Presiden Megawati, Puan Mahariani saja ke Ambon bisa langsung bertatap muka dengan masyarakat di Ambon. Mengapa rombongan Hari Sabarno tidak?
”Buat saya sendiri malah heran kenapa hanya sampai di Bandara,” kata Kemal Idris dengan mimik wajah serius.
Seperti diketahui, Menko Polkam ad interim, Hari Sabarno, Panglima TNI, Jenderal Endriartono Sutarto, Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar, Ka-BIN, AM Hendropriyono pada hari Rabu 28 April lalu ke Ambon. Tapi dengan alasan keamanan, rombongan hanya berada di Bandara Pattimura berdialog dengan tokoh-tokoh agama dan Muspida Ambon. Usai pertemuan rombongan langsung kembali ke Jakarta pada hari yang sama.
Menurut Kemal Idris, jika alasan keamanan, ia yakin bahwa para pejabat pemerintah pusat itu akan diamankan aparat TNI dan Polri. ”Mereka datang hanya ke Bandara terus balik lagi ke Jakarta buat saya juga sedih. Saya tak tahu apakah benar mereka tidak diperbolehkan dengan alasan keamanan? Kalau ini, seolah-olah mereka tidak percaya kepada TNI dan polisi di Ambon,” papar mantan Dubes Yugoslavia itu.
Menurut Kemal Idris, kunjungan ke Ambon ini untuk kepentingan rakyat, dengan demikian rombongan harus menghadapi segala risiko. ”Saya yakin kalau mereka memaksakan diri bertemu dengan rakyat, pengamanan juga akan lebih kuat. Anaknya Megawati, Puan Maharani saja menggunakan tank mengapa mereka tidak. Jadi bagaimanapun keadaan, mereka harus memaksakan diri bertemu rakyat untuk kepentingan rakyat. Kecuali yang mengamankan di Ambon hanya berjumlah sepuluh orang, baru dikhawatirkan,” jelasnya. (edl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar