Selasa, 05/05/2009 08:15 WIB
'Sayur Reject Supemarket Bukan Tak Layak Konsumsi'
Andri Haryanto - detikBandung

Supermarket rekanan FNB menyalurkan bahan-bahan sayuran yang sudah tidak bagus didisplay namun masih layak untuk diolah. Ini dijelaskan salah seorang relawan FNB, Adi, di tengah Tabling, istilah kegiatan pembagian makanan gratis, di perempatan Jalan Merdeka dan Jalan Wastukancana,
"Mereka mereject sayuran yang mereka anggap tidak layak untuk dijual di supermarket. Tapi menurut kita itu masih layak untuk diolah menjadi makanan," ujar salah seorang sukarelawan FNB, Adi, ketika dijumpai dalam kegiatan rutin Makan Gratis di perempatan Jalan Merdeka,
Diakuinya, pasokan bahan makanan dari salah satu supermarket adalah keuntungan bagi pihaknya dalam menjalankan agenda rutin pendistribusian makanan kepada publik. Dalam satu minggu, sekitar 50 kg sayuran dia terima dari supermarket yang menjadi mitra kegiatannya itu.
"
Meski FNB merupakan gerakan adopsi dari belahan Benua Eropa yang menganut pola vegetarian dalam pengadaan dan pendistribusian makanan, tidak demikian dengan FNB Bandung. Daging bukan sesuatu yang diharamkan dalam pengadaan makanan.
"Nggak hanya sayuran, kok. Kebetulan pasokannya lebih banyak saja dan sayuran lebih tahan lama untuk bisa diolah selanjutnya. Ya, tergantung yang didapatkan saja," jelas Adi.
Lalu, ketika pasokan sayuran 'gagal' nol di supermarket?
"Kalau tidak ada kita cukupkan dengan nasi saja. Dari nasi kita olah menjadi nasi goreng," ujarnya.
Meski tidak memiliki ikatan dengan NGO (Non Goverment Organisation), Adi menjelaskan hal tersebut bukan prioritas dalam menjalankan kegiatan mereka. Berbeda dengan FNB negara tetangga seperti
"Di sini tidak ada yang sadar dengan pola pendistribusian makanan, kita begerak atas inisiatif sendiri," teran Adi.
Kabar-kabar komunitas di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar